Antara Aku, Kau dan Sahabatku

Antara Aku, Kau dan Sahabatku

Minggu, 29 November 2015

penalaran deduktif dan induktif



Penalaran Induktif
1. Kalimat Generalisasi
            Generalisasi merupakan proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah fakta atau gejala untuk mengambil simpulan mengenai semua atau sebagai gejala yang memiliki sifat serupa atau sejenis.
Contoh :
a. Laptop Axioo harganya Rp 4.200.000,00, laptop acer harganya Rp 4.850.000,00, laptop toshiba harganya Rp 5.400.000,00. Jadi, rata-rata harga laptop di atas empat juta.
b. Jika botol dibakar maka akan meleleh, jika sedotan dibakar maka akan meleleh. Jadi, jika plastik dibakar akan meleleh.
c. Pegawai negeri di lingkungan Pemerintahan Daerah Kota Semarang setiap hari Kamis harus memakai pakaian batik dan lurik. Demikian juga pegawai negeri di instansi Pendidikan Kota Semarang maupun Propinsi Jawa Tengah. Bahkan pegawai negeri di instansi di mana saja di Jawa Tengah memakai batik atau lurik. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di Jawa Tengah memakai batik atau lurik.
2. Kalimat Analogi
            Analogi merupakan proses penalaran dengan membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain atas dasar persamaannya.
Contoh :
a. Analogi Induktif
Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
b. Analogi Deklaratif
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
3. Kalimat Sebab – Akibat
a. Kalimat sebab – akibat
Contoh :
 1) Karena warga sering membuang sampah sembarangan, maka daerah Denai sering terkena banjir.
2) Karena Shandi rajin belajar, maka Shandi menjadi juara kelas.
b. Kalimat akibat – sebab
Contoh :
1) Denai termasuk daerah yang sering terkena banjir, hal itu disebabkan warganya sering membuang sampah sembarangan.
2) Shandi mendapatkan juara pertama di kelasnya, karena Shandi rajin belajar.
c. Kalimat akibat – akibat
Sekutu melalui rapat di London, menentukan jumlah pampasan perang yang sangat memberatkan bagi negara Jerman sehingga Jerman mengalami kesulitan dalam membayarnya. Pemerintah yang menghadapi hal ini langsung mencetak uang mark sebanyak-banyaknya sehingga terjadi hyper inflasi. Akhirnya, nilai mata uang mark turun, dan uang mark dianggap sama saja dengan kertas.
Penalaran Deduktif
            Penalaran deduktif adalah proses penalaran atas dasar teori, hukum, atau prinsip yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala yang bersifat khusus.
Contoh :
Flowchart: Connector: A=B
I. Gambar I ini menunjukkan:
(1) A identik dengan B
(2) Semua A adalah B
(3)  Semua bilangan bulat adalah bilangan cacah.

Flowchart: Connector: A
II. Gambar II ini menunjukkan:
Flowchart: Connector: B(1) B merupakan sebagian dari A
(2) Semua B adalah A
(3) Semua roda merupakan lingkaran.



Flowchart: Connector: AFlowchart: Connector:     BIII. Gambar III ini menunjukkan:
(1) Sebagian A adalah B.
(2) Beberapa A sama dengan B.
(3) Beberapa pekerja adalah buruh.


 
IV. Gambar IV ini menunjukkan:
(1) A tidak berkaitan dengan B.
(2) Tidak ada A yang merupakan anggota B.
(3) Tidak ada kursi yang hidup.
Penalaran Deduktif
a. Silogisme
            Silogisme merupakan bentuk penalaran yang formal.
Contoh : Safira tidak ingin berpacaran karena tidak ada manfaat bagi dirinya.
Pernyataan ini dapat dikembalikan ke dalam bentuk penalaran formal berikut.
(1) Safira tidak ingin melakukan yang tidak ada manfaatnya.
(2) Berpacaran tidak ada manfaatnya bagi seseorang.
(3) Oleh sebab itu, Safira tidak ingin berpacaran.
Berdasarkan bentuknya, proposisi terbagi menjadi dua yaitu :
·      Proposisi Tunggal
            Proposisi tunggal yaitu proposisi yang berisi satu pernyataan.
Contoh : Semua manusia membutuhkan uang.
·      Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk adalah proposisi yang berisi dua pernyataan atau lebih.                           Contoh: Semua anak berhak mendapatkan kasih sayang dan perlindungan dari orang tuanya.



Berdasarkan ada tidaknya syarat dalam hubungan antara subjek dan predikat dalam kalimat logika, proposisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
·      Proposisi Kategoris
Apabila hubungan antarkedua hal tersebut tanpa syarat, proposisi digolongkan ke dalam proposisi kategoris.  
Contoh : Semua makhluk hidup bernafas.
·      Proposisi Kondisional
Jika hubungannya dengan syarat proposisi yang bersangkutan digolongkan ke dalam proposisi kondisional.
Contoh : Jika ia pergi, maka kita tidak dapat menemuinya.
            Proposisi kondisional dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu proposisi kondisional hipotesis dan proposisi kondisional alternatif atau disjungtif.
Contoh :
·      Proposisi kondisional hipotesis
Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
·      Proposisi kondisional disjungtif
Dia tidak jadi datang karena sibuk atau malas.
Apabila berdasarkan kualitas dan kuantitasnya, proposisi dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu (1) proposisi universal positif (afirmatif) yang dalam logika biasanya diberi simbul A; (2) proposisi universal negatif yang biasanya diberi simbul E; (3) proposisi partikular positif yang biasanya diberi simbul I; (4) proposisi partikular negatif yang biasanya diberi simbul O. Perhatikan contoh berikut ini.
A :  Semua pengendara kendaraan roda dua wajib memakai helm.
E  : Semua pemain sepak bola tidak mengalami cidera.
I   : Beberapa pengendara mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
O : Beberapa korban tsunami tidak selamat.

b. Entimen
Contoh :
1. Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Dari contoh di atas, terdiri dari dua bagian, yaitu :
(1) Ali tidak mau menerima suap. (Premis minor)
(2) Karena ia pegawai yang baik. (Simpulan)
Jika kalimat di atas dikembalikan dalam bentuk silogisme, akan tampak premis-premisnya sebagai berikut.
Premis Mayor : Setiap pegawai yang tidak menerima suap termasuk pegawai yang baik.
Premis Minor : Ali tidak menerima suap.
Simpulan : Ali merupakan pegawai yang baik.
2. Karena melanggar rambu-rambu lalu lintas, Susi mendapatkan sanksi hukum.
(1) Susi telah melanggar rambu – rambu lalu lintas.
(2) Susi mendapatkan sanksi.
Jika kalimat di atas dikemblikan dalam bentuk silogisme, akan tampak premis-premisnya sebagai berikut.
Premis Mayor : Setiap orang yang telah melanggar rambu – rambu lalu lintas, maka akan mendapatkan sanksi.
Premis Minor : Susi telah melanggar lalu lintas.
Kesimpulan : Susi akan mendapatkan sanksi.

SOAL – SOAL
I. Tariklah kesimpulan dari premis – premis berikut apabila mungkin!
1. P Mayor    : Beberapa mahasiswa mengambil KMI.
                                  A                                 B
    P Minor    : Tidak ada balita yang menjadi mahasiswa.
                                  C                                 A
    Simpulan   : Tidak ada balita yang mengambil KMI.
                                  C                                 B
2. P Mayor    : Sebagian besar nelayan memperoleh kridit  perahu motor.
                                              A                                 B
    P Minor     : Permin adalah seorang nelayan.
                            C                                       A
    Simpulan   : Permin memperoleh kridit perahu motor.
                           C                            B
3. P Mayor    : Banyak dosen di PT swasta berstatus DPK.
                                  A                                             B
    P Minor     : Sungkono adalah dosen PT negri.
                                  C                        A
    Simpulan   : Sungkono tidak berstatus DPK.
                                  C            B     
4. P Mayor    : Negara – negara berkembang mengimpor mesin – mesin produksi canggih.
                                              A                                             B
    P Minor     : Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang.
                                  C                                             A
    Simpulan   : Indonesia mengimpor mesin – mesin produksi canggih.     
                                  C                                 B
II. Buatlah entimen atas dasar silogisme berikut ini!
1. P Mayor      : Semua manusia mampu bernalar.
                                     A                       B
    P Minor       : Mahasiswa adalah manusia.
                                   C                        A
    Simpulan     : Mahasiswa mampu bernalar.
                                  C                            B
Bentuk entimen:
    P Minor       : Mahasiswa adalah manusia.
                                 C                                       A
    Simpulan     : Karena itu, mahasiswa mampu bernalar.
                                                  C                               B
2. P Mayor      : Siapapun yang presensi perkuliahannya kurang dari 75% tidak diperbolehkan
                                                            A                                                                                 B
                          mengikuti UAS.
    P Minor       : Kehadiran perkuliahan Sinta pada semester ini hanya 30%.           
                                                C                                             A
    Simpulan     : Pada semester ini Sinta tidak boleh mengikuti UAS.
                                    C                                             B
Bentuk entimen :
    P Minor       : Kehadiran perkuliahan Sinta pada semester ini hanya 30%.
                        C                                             A
    Simpulan     : Karena itu, pada semester ini Sinta tidak boleh mengikuti UAS.
                                                                        C                     B
3. P Mayor      : Setiap pemohon kridit harus di setujui oleh atasannya langsung.
                                                A                                 B
    P Minor       : Permohonan kridit Sutarno telah di setujui oleh atasannya langsung.
                                                C                                 B
    Simpulan     : Permohonan kridit Sutarno di setujui oleh atasannya langsung.
                                                C                                             B        
Bentuk entimen :
      P Minor     : Permohonan kridit Sutarno telah di setujui oleh atasannya langsung.
                                                C                                             B
      Simpulan   : Maka permohonan kridit Sutarno di setujui oleh atasannya langsung.
                                                C                                                         B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar