Penalaran
Induktif
1. Kalimat Generalisasi
Generalisasi merupakan proses penalaran berdasarkan
pengamatan terhadap sejumlah fakta atau gejala untuk mengambil simpulan
mengenai semua atau sebagai gejala yang memiliki sifat serupa atau sejenis.
Contoh :
a.
Laptop Axioo harganya Rp 4.200.000,00, laptop acer harganya Rp 4.850.000,00,
laptop toshiba harganya Rp 5.400.000,00. Jadi, rata-rata harga laptop di atas
empat juta.
b.
Jika botol dibakar maka akan meleleh, jika sedotan dibakar maka akan meleleh.
Jadi, jika plastik dibakar akan meleleh.
c.
Pegawai negeri di lingkungan Pemerintahan Daerah Kota Semarang setiap hari
Kamis harus memakai pakaian batik dan lurik. Demikian juga pegawai negeri di
instansi Pendidikan Kota Semarang maupun Propinsi Jawa Tengah. Bahkan pegawai
negeri di instansi di mana saja di Jawa Tengah memakai batik atau lurik. Jadi
dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di Jawa Tengah memakai batik atau
lurik.
2. Kalimat Analogi
Analogi merupakan proses penalaran dengan membandingkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain atas dasar persamaannya.
Contoh :
a. Analogi Induktif
Para
atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan
lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi
masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding
ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet
dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
b. Analogi Deklaratif
Deklaratif
untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala
negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan
yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
3. Kalimat Sebab –
Akibat
a. Kalimat sebab –
akibat
Contoh :
1) Karena warga sering membuang sampah
sembarangan, maka daerah Denai sering terkena banjir.
2) Karena Shandi rajin
belajar, maka Shandi menjadi juara kelas.
b. Kalimat akibat –
sebab
Contoh :
1) Denai termasuk
daerah yang sering terkena banjir, hal itu disebabkan warganya sering membuang
sampah sembarangan.
2) Shandi mendapatkan
juara pertama di kelasnya, karena Shandi rajin belajar.
c. Kalimat akibat –
akibat
Sekutu
melalui rapat di London, menentukan jumlah pampasan perang yang sangat
memberatkan bagi negara Jerman sehingga Jerman mengalami kesulitan dalam
membayarnya. Pemerintah yang menghadapi hal ini langsung mencetak uang mark
sebanyak-banyaknya sehingga terjadi hyper inflasi. Akhirnya, nilai mata uang
mark turun, dan uang mark dianggap sama saja dengan kertas.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran atas dasar
teori, hukum, atau prinsip yang berlaku umum untuk suatu hal atau gejala yang
bersifat khusus.
Contoh :

(1)
A identik dengan B
(2)
Semua A adalah B
(3) Semua bilangan bulat adalah bilangan cacah.


(2)
Semua B adalah A
(3)
Semua roda merupakan lingkaran.


(1)
Sebagian A adalah B.
(2)
Beberapa A sama dengan B.
(3)
Beberapa pekerja adalah buruh.
![]() |
IV.
Gambar IV ini menunjukkan:
(1)
A tidak berkaitan dengan B.
(2)
Tidak ada A yang merupakan anggota B.
(3)
Tidak ada kursi yang hidup.
Penalaran
Deduktif
a. Silogisme
Silogisme merupakan bentuk penalaran yang formal.
Contoh : Safira tidak
ingin berpacaran karena tidak ada manfaat bagi dirinya.
Pernyataan ini dapat
dikembalikan ke dalam bentuk penalaran formal berikut.
(1)
Safira tidak ingin melakukan yang tidak ada manfaatnya.
(2)
Berpacaran tidak ada manfaatnya bagi seseorang.
(3)
Oleh sebab itu, Safira tidak ingin berpacaran.
Berdasarkan bentuknya,
proposisi terbagi menjadi dua yaitu :
· Proposisi
Tunggal
Proposisi tunggal yaitu proposisi yang berisi satu
pernyataan.
Contoh : Semua manusia
membutuhkan uang.
· Proposisi
Majemuk
Proposisi majemuk
adalah proposisi yang berisi dua pernyataan atau lebih. Contoh: Semua anak
berhak mendapatkan kasih sayang dan perlindungan dari orang tuanya.
Berdasarkan ada
tidaknya syarat dalam hubungan antara subjek dan predikat dalam kalimat logika,
proposisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
· Proposisi
Kategoris
Apabila hubungan
antarkedua hal tersebut tanpa syarat, proposisi digolongkan ke dalam proposisi
kategoris.
Contoh : Semua makhluk hidup bernafas.
· Proposisi
Kondisional
Jika hubungannya dengan
syarat proposisi yang bersangkutan digolongkan ke dalam proposisi kondisional.
Contoh : Jika ia pergi, maka kita tidak dapat menemuinya.
Proposisi
kondisional dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu proposisi kondisional
hipotesis dan proposisi kondisional alternatif atau disjungtif.
Contoh :
· Proposisi
kondisional hipotesis
Jika hari
ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
· Proposisi
kondisional disjungtif
Dia tidak jadi
datang karena sibuk atau malas.
Apabila
berdasarkan kualitas dan kuantitasnya, proposisi dapat dikelompokkan menjadi
empat jenis, yaitu (1) proposisi universal positif (afirmatif) yang dalam
logika biasanya diberi simbul A; (2) proposisi universal negatif yang biasanya
diberi simbul E; (3) proposisi partikular positif yang biasanya diberi simbul
I; (4) proposisi partikular negatif yang biasanya diberi simbul O. Perhatikan
contoh berikut ini.
A : Semua pengendara kendaraan
roda dua wajib memakai helm.
E : Semua pemain sepak bola tidak
mengalami cidera.
I
: Beberapa
pengendara mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
O : Beberapa
korban tsunami tidak selamat.
b. Entimen
Contoh :
1. Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang
baik.
Dari contoh di atas, terdiri dari dua bagian, yaitu
:
(1) Ali tidak mau menerima suap. (Premis minor)
(2) Karena ia pegawai yang baik. (Simpulan)
Jika kalimat di atas dikembalikan dalam bentuk
silogisme, akan tampak premis-premisnya sebagai berikut.
Premis Mayor : Setiap pegawai yang tidak menerima
suap termasuk pegawai yang baik.
Premis Minor : Ali tidak menerima suap.
Simpulan : Ali merupakan pegawai yang baik.
2. Karena melanggar rambu-rambu lalu lintas, Susi
mendapatkan sanksi hukum.
(1) Susi telah melanggar rambu –
rambu lalu lintas.
(2) Susi mendapatkan sanksi.
Jika kalimat di atas dikemblikan
dalam bentuk silogisme, akan tampak premis-premisnya sebagai berikut.
Premis Mayor : Setiap orang yang
telah melanggar rambu – rambu lalu lintas, maka akan mendapatkan sanksi.
Premis Minor : Susi telah melanggar
lalu lintas.
Kesimpulan : Susi akan mendapatkan
sanksi.
SOAL – SOAL
I. Tariklah kesimpulan dari premis –
premis berikut apabila mungkin!
1. P Mayor : Beberapa mahasiswa mengambil KMI.
A B
P Minor : Tidak ada balita
yang menjadi mahasiswa.
C A
Simpulan : Tidak ada balita
yang mengambil KMI.
C B
2. P Mayor : Sebagian besar nelayan memperoleh kridit perahu motor.
A B
P Minor : Permin adalah seorang
nelayan.
C A
Simpulan : Permin memperoleh
kridit perahu motor.
C B
3. P Mayor : Banyak dosen di PT swasta berstatus DPK.
A B
P Minor : Sungkono
adalah dosen PT negri.
C A
Simpulan : Sungkono tidak
berstatus DPK.
C
B
4. P Mayor : Negara – negara berkembang mengimpor mesin – mesin
produksi canggih.
A B
P Minor : Indonesia
merupakan salah satu Negara berkembang.
C A
Simpulan : Indonesia mengimpor
mesin – mesin produksi canggih.
C B
II. Buatlah entimen
atas dasar silogisme berikut ini!
1. P Mayor : Semua manusia mampu bernalar.
A B
P Minor :
Mahasiswa adalah manusia.
C A
Simpulan :
Mahasiswa mampu bernalar.
C B
Bentuk entimen:
P Minor :
Mahasiswa adalah manusia.
C A
Simpulan :
Karena itu, mahasiswa mampu bernalar.
C B
2.
P Mayor : Siapapun yang presensi
perkuliahannya kurang dari 75% tidak diperbolehkan
A B
mengikuti UAS.
P Minor :
Kehadiran perkuliahan Sinta pada semester ini hanya 30%.
C A
Simpulan :
Pada semester ini Sinta tidak boleh mengikuti UAS.
C B
Bentuk entimen :
P Minor :
Kehadiran perkuliahan Sinta pada semester ini hanya 30%.
C A
Simpulan :
Karena itu, pada semester ini Sinta tidak boleh mengikuti UAS.
C B
3. P Mayor : Setiap pemohon kridit harus di
setujui oleh atasannya langsung.
A B
P Minor :
Permohonan kridit Sutarno telah di setujui oleh atasannya langsung.
C B
Simpulan :
Permohonan kridit Sutarno di setujui oleh atasannya langsung.
C B
Bentuk entimen :
P Minor :
Permohonan kridit Sutarno telah di setujui oleh atasannya langsung.
C B
Simpulan :
Maka permohonan kridit Sutarno di setujui oleh atasannya langsung.
C B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar