BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 TINGKAT
KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN MANUSIA
A. FASE BAYI (0 – 2 TAHUN)
1.
Perkembangan
Intelegensi
Seorang anak dipandang memiliki potensi
kecerdasan apabila sejak bayi menunjukkan gerakan-gerakan tubuh yang serasi dan
terkoordinasi.
a.
Anak
cerdas : ciri tersebut telah ada
maksimal pada umur 12 bulan
b.
Anak sedang :
ciri tersebut telah ada maksimal pada umur 15 bulan
c.
Anak lambat :
ciri tersebut telah ada maksimal pada umur 22 bulan
d.
Anak ideot : ciri tersebut telah ada maksimal pada
umur 30 bulan
2.
Perkembangan
Berbahasa
Seorang anak dipandang cerdas juga
dapat dilihat dari cepat tidaknya dalam keterampilan berbahasa
a.
Anak
cerdas : merespon
dengan ucapan maksimal pd umur 16 bulan
b.
Anak
lambat :
merespon dengan ucapan maksimal pd umur 34 bulan
c.
Anak
cerdas : merespon
dengan ucapan
maksimal pd umur 51 bulan
menurut William Stern :
-
6 – 12 bulan : masa “meraba” ; mengeluarkan suara yang tidak berarti (melatih
kerongkongan, mulut dan bibir)
-
16 – 24 bulan: masa “masa stadium nama”; sudah ada kesadaran bahwa setiap
orang, binatang, benda punya nama, nama suatu perbuatan atau sifat.
3. Perkembangan
beragama
Woodworth : bayi sudah
punya instink keagamaan seperti instink sosial dll. Belum terlihatnya tindak
keagamaan pada bayi karena beberapa fungsi kejiwaan yang menopang kematangan
berfungsinya instink ini belum sempurna. Misalnya instink sosial pada bayi
sebagai potensi bawaan sebagai homo socius baru akan berfungsi setelah anak
dapat bergaul dan berkomunikasi.
Ada yang
menentang teori ini mengapa orang
tidak secara otomatis terhayati ketika mendengar adzan, atau lonceng gereja.
Dan mengapa terjadi perbedaan agama? Bukankah cara itik berenang, atau burung
membuat sarang seragam di seluruh dunia?
Harap
dibedakan : pada binatang
hanya berupa potensi garizah yang bersifat statis tidak bisa berkembang. Sedang
pada manusia dipandu oleh akal dan iman untuk mengembangkan diri dalam
beragama.
B. FASE PRA
SEKOLAH (TK, 2 – 6 TAHUN)
Anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai
pria-wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training), dan beberapa hal yang
dianggap berbahaya (mencelakakan diri).
1. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
a. Punya kemampuan berfantasi
·
Bermain kursi sebagai lambang mobil
·
Bermain peran: dokter-dokteran
b. Kemampuan
berfikir yang terbatas
·
Egosentrisme : memahami sesuatu berdasarkan sudut
pandang sendiri,
tidak
mengindahkan persepsi konseptual
orang lain, misalnya: seorang anak
melihat gambar, dan bertanya pada ibunya; “gambar apa ini?”, anak memahami
ibunya bisa melihat gambar dari belakang.
·
Rigiditing of
thought : kaku dalam
berfikir, memusat pada satu dimensi. Piaget : anak ditanya tentang volume gelas
pada gelas yang sama tinggi ? ya sama. Kemudia air di salah satu gelas
dituangkan ke gelas yang rendah tapi lebar, lalu ditanya banyak mana? Jawabnya banyak
yang tinggi. Contoh lain; berat mana 1
kg kapas dengan 1 kg besi ?
·
Semi logical
reasoning : mencoba
menjelaskan peristiwa alam yang misterius dalam kehidupan sehari-hari
dipecahkan dengan
dianalogikan pada kebiasaan manusia. Misalnya : bulan, matahari, seperti manusia bisa lelah.
2.
PERKEMBANGAN EMOSI
Di usia 4 tahun anak sudah mulai menyadari
akunya, bahwa akunya (dirinya) berbeda dengan bukan akunya (orang lain). Bersamaan dengan
ini berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari
lingkungannya. Perlakuan keras pada anak bisa menimbulkan dua kemungkinan; (a).
Keras kepala (b) menyerah menjadi penurut yang diliputi rasa harga diri kurang/
pemalu.
Ada
3 tipe komunikasi :
·
Agresif
·
non assersif
·
assersif
(mengabulkan tuntutan orang lain tanpa mengorbankan hak diri sendiri).
Beberapa jenis emosi yang berkembang:
1.Takut : timbul setelah mengenal adanya bahaya,
berangsur hilang bila tahu cara menghindar dari bahaya.
2.Cemas : perasaan takut yang bersifat khayalan,
yang tidak ada obyeknya. Mis.; takut berada pada kamar gelap, takut hantu,
cerita ngayal (kiah anieq).
Hati-hati dengan magis,horor, kekerasan
3.Marah : muncul sebagai reaksi terhadap situasi
frustasi yang dialami yang disebabkan ketidakmamuan diri (internal), hambatan
dari orang lain (eksternal). Ditanggapi dengan tida meneriaki, tapi pandang
dalam-dalam seluruh dimensi tubuh anak sebagai cerniam sikap tidak senang.
4.Phobi : perasaan takut terhadap obyek yang
tidak patut ditakuti (takut yang adnormal), seperti : takut cecak (managuk),
ulat, kecoa.
5.Cemburu : perasaan tidak senang
terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang dari seseorang
yang telah mencurahka kasih sayang kepadanya. Reaksi anak untuk meredakan rasa
cemburunya:
·
Agresif ;
bermusuhan dengan saingan
·
Regresif ; kekanak-kanakan, ngompol (hati-hati bila
panimburuan), mengisap jempol
·
Sikap tidak peduli
·
Menjauhkan diri dari saingan
6. Kegembiraan,
kenikmatan : perasaan positif, nyaman karena terpenuhinya keinginan. Jasmani
yang sehat, diperoleh kasih sayang, punya mainan yang disenangi. (hati-hati
dengan mainan; zat kimia pada manian, atau dampa psikis; perhatikan kelayakan
umur)
7. Kasih sayang ; senang memberi perhatian, atau perlindungan
pada orang lain, hewan, atau benda. Bila lingungan memberi kasinh sayang
anakpun telah belajar menyayangi.
8. Ingin tahu
(curisity) ; perasaan ingin mengenal; fisik atau non fisik; masa bertanya (haus
nama)
3. PERKEMBANGAN
BAHASA
Ada dua tahap :
a.
Umur 2 – 2,6 berciri :
·
Bisa menyusun kalima tunggal yang sempurna
·
Mampu memahami
perbandingan: membanding
burung beneran dengan
burungnya
·
Banyak menanyakan nama dan tempat; apa, dimana, kemana
·
Banyak menggunakan
kata yang berawalan dan berakhiran
b.
Umur 2,6 – 6 berciri :
·
Menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya
·
Tingkat berfikir yang sudah mulai maju; sebab
akibat
Untuk membantu perkembangan bahasa anak
:
a. Bertutur kata
yang baik pada anak (dengan ejaan sebenarnya/sopan)
b. Mau mendengar
pembicaraan anak
c. Menjawab
pertanyaannya (jangan meremehkan)
d. Mengajak
berdialog tentang hal-hal sederhana; tentang kebersihan rumah, seolah-olah kita
butuh informasi, bukan mendikte)
e. Di TK anak
dibiasakan bertanya, menghafal atau melakukan puisi, syair. (Syair habsyi untuk yang tua: penghayatan, bukan sekadar seni: pemakaian lagu dangdung sulit dihayati)
4.
PERKEMBANGAN
SOSIAL
Dengan mulai
aktifnya anak (usia 4 tahun) berhubungan dengan teman sebayanya maka sosial
anak mulai berkembang, dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1.
Mulai mengetahi
aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga atau lingkungan bermain
2.
Secara berahap
mulai taat aturan
3.
Mulai menyadari
hak orang lain
4.
Mulai dapat
bermain dengan teman sebaya
Perkembangan
sosial anak sangat dibantu oleh iklim osial psikologis keluarga yang kondusif;
harmonis, perhatian, bekerjasama menyelesaikan tugas rumah tangga, komunikatif,
konsisten pada aturan yang telah dibuat.
TK dipandang memiliki kontribusi yang baik dalam perkembangan sosial anak, karena
:
1.
Suasana Tk sebagian besar masih suasana keluarga
2.
Tata tertib
masih longgar, tidak terlalu mengikat kebebasan anak
3.
Anak
berkesempatan aktif bergerak, bermain, dan riang gembira
4.
Anak dapat
mengenal dan bergaul dengan teman sebaya yang beragam; budaya, etnis, agama
Guru TK yang
baik :
1.
Membantu anak
dalam memahami alasan diterapkannya suatu aturan
2.
Membantu anak
memahami persahabatan kerjasama, menghargai
3.
Menginformasikan
tentang keragaman budaya, suku, dan agama di masyarakat
Perkembangan
bermain :
Abu Ahmadi (1977) : bermain adalah
suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh
kesenangan. Macam-macam permainan :
1. Permainan fungsi (gerak); melompat,
berlari, bermain bola
2. Permainan
fiksi; menjadikan kursi sebagai kuda, dagang-dagangan
3. Permainan
reseptif atau apresiatif; mendengan cerita, dongeng, melihat gambar, melihat
orang melukis
4. Permainan membentuk (konstruksi); membuat kue dari tanah
liat, gunung pasir, senjata dari pelepah pisang
5. Permainan
prestasi; sepak bola, pencak silat
Secara
psikologis dan pedagogis, bermain memiliki nilai yang sangat berharga bagi
anak, diantaranya:
1. Anak memperoleh
perasaan senang, puas, bangga, berkatarsis (peredaan ketegangan)
2. Pengembangan
sikap percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif
3. Pengembangan
daya fantasi, atau kreatifitas
4. Pengembangan
pengenalan aturan, norma dalam kelompok
5. Memahami
kelebihan dan kekurangan diri dan orang lain
6. Pengembangan
sikap sportif, tenggang rasa, atau toleran
5. PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Masa ini lazim disebut masa Trotzalter
(masa melawan atau masa krisis pertama, disebabkan terjadinya perubahan yang
hebat , mulai menyadari akan Aku-nya yang berbada dengan orang lain (orag tua,
saudara, guru, dan teman sebaya).
Mulai
menyadari bahwa tidak semua keinginannya dipenuhi orang lain.Pertentangan
antara kemauan diri dan tuntutan lingkungan menyebabkan keteganan pada diri
anak.
Pada
masa ini berkembang kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan dan
tanggung jawab. Oleh karena itu, agar tidak berkembang sikap membandel yang tidak terkontrol, orang tua perlu
menghadapinya secara bijak, penuh kasih sayang, dan tidak bersikap keras. Meskipun anak mulai menampakkan keinginan
bebas dari tuntutan orang tua, namun pada dasarnya mereka masih sangat
membutuhkan perawatan, asuhan, bimbingan, curahan kasih sayang (dependen).
Aspek-aspek
perkembangan kepribadian anak meliputi :
1. Dependency & Self-image : Konsep diri
anak sulit dipahami sebab keterampilan berbahasa belum jelas, pandangan thp org
lain masih egosentris, punya pandanganan persepsi yang kompleks tapi belum
dapat menyatakan:
·
anak yang biasa dihukum, tidak diperhatikan: cenderung dependen, mencari perhatian
atau kasih sayang pada guru Tknya
·
anak yang dimanja secara berlebihan: cenderung
Nomor
|
Perlakuan
|
Akibat
|
1
|
Perhatian berlebihan
|
Kurang tanggung jawab, kurang mandiri, dan kurang percaya
diri, permissif (tujuan hidup tak jelas)
|
2
|
Perhatian kurang (tidak ada)
|
Lebih dependen, cari perhatian pada orang lain
(mis:gurunya)
|
3
|
Perhatian proporsinal
|
Bertanggung jawab mandiri, percaya diri
|
2.
Inisiatif vs Guilt
Erik Erikson: anak mulai menyenangi kemampuan
dirinya melakukan sesuatu. Anak telah siap untuk belajar dan bekerja sama dengan orang
lain untuk mencapai tujuannya. Yang berbahaya, tidak tersalurkannya energi yang
mendorong anak untuk aktif, sehingga merasa gagal lalu mengalami guilt (rasa
bersalah), selanjutnya jadi nakal atau pendiam (kurang gairah).
Faktor
eksternal yang mungkin menghambat perkembangan inisiatif anak, antara lain
1. Tuntutan pada
anak di luar kemampuannya
2. Sikap keras
ortu/guru dalam memperlakukannya
3. Terlalu banyak
larangan
4. Kurang mendapat
dorongan atau peluang untuk berani mengungkapkan perasaan, pendapat atau
keingian.
6. PERKEMBANGAN
MORAL
Dalam
mengenalkan konsep baik-buruk, benar-salah atau menekankan disiplin pada anak, orang tua atau guru
harus menyebutkan penjelasan tentang
alasannya. Hal ini akan mendorong berkembangnnya self control/self disciplin.Jika
sebaliknya, melahirkan sikap disiplin buta.
C.
USIA REMAJA
Remaja adalah
seorang yang berada pada rentang usia antara 13/14 – 17 th.
Usia ini
disebut dengan masa pubertas, secara fisik ditandai oleh:
a.
Pesatnya
pertumbuhan tubuh
b. Berfungsinya
kelenjar kelamin (menstruasi & Epposioseminis)
c.
Perubahan suara
Sedangkan
secara psikis, ditandai oleh :
a.
Mulai mencari
jati diri, memilih nilai hidup
b. Mencari idola
c.
Ingin
memperoleh pengakuan dan perhatian orang lain
d. Tertarik pada lawan jenis
e.
Ingin mencoba
hal-hal baru
f.
Emosi labih,
meletup-letup
1.
Perkembangan Intelektual
a. Menurut Peaget,
masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal (operasi= kegiatan-kegiatan
mental tentang berbagai gagasan). Secara mental remaja dapat berfikir logis
tentang berbagai gagasan abstrak, bersifat hepotesis, sistematis, dan ilmiah
dalam memecahkan masalah.
b.
Keating (Adam
& Gullota, 1983) merumuskan 5 hal tentang berpikir operasional:
1). Remaja sudah mampu menggunkan abstraksi-abstraksi dan
dapat membedakan antara yang nyata dan konkret (cara berfikir anak-anak) dengan
abstrak dan mungkin (world of possibilities).
2). Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul
kemamuan nalar secara ilmiah
3). Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat
perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan ntuk mencapainya.
4). Remaja menyadari tentang aktifitas kognitif dan mekanisme
yang membuat proses kognitif itu secaa efisien, serta menghabiskan waktunya
untuk mempertimbangkan pengaturn kognitif internal tentang bagaimana dan apa
yang harus dipikirkan
5). Berpikir operasional formal memungkinkan terbukanya
topik-topik baru, dan ekspansi (perluasan) berpikir. Horison berpikir yang semakin meluas, bisa meliputi
aspek agama, keadilan, moralitas, dan identitas.
c. Berzonsky
(Adam & Gullotta, 1983) mengajukan suatu model membangun berfikir operasi
formal, yaitu :
1). Pengetahuan estetika : bersumber dari
pengalaman main musik, membaca literatur seni.
2). Pengetahuan personal : bersumber dari
hubungan intepersonal dan pengalaman-pengalaman konkret.
3). Tingkah laku non verbal : sikap, motif,
keingnan.
4). Simbolik : simbol-simbol tertulis
5). Semantik : gagasan dan makna
6). Figural : representasi visual dari
obyek-obyek konkret.
Bimbingan untuk periode berfikir operasi
formal ini :
1). Pengunaan metode mengajar yang
mendorong remaja aktif bertanya, mengemukakan gagasan, atau menguji coba suatu
materi
2). Melakukan dialog; diskusi, curpat
(brain storming); tentang aspek-aspek kehidupan seperti sosial, agama, budaya
dll.
2.
Perkembangan Emosi
a.
Masa remaja
adalah puncak emosionalitas; perkembangan emosional yang tinggi. Khususnya pada
remaja awal (14 tahunan) emosi remaja sensitif dan reaktif yang sangat kuat
terhadap berbagai peritiwa atau situasi sosial, emosi bersifat negatif,
tempramental (mudah tersinggung, marah,murung, sedih). Pada remaja akhir
cenderung sudah bisa mengatasi. (Gessel dkk sebagaimana dikutip Elizabeth
B.Hurlock, 1980)
b.
Manakala
lingkungan tidak kondusif;hubungan dalam rumah tangga tidak harmonis, tidak ada
perhatian ortu atau guru dan teman sebaya, akan muncul ketidaknyamanan
emosional (cemas, tertekan), remaja
sering mereaksinya secara depensif dalam bentuk tingkah laku malasui
(maladjusment), sebagai upaya melindungi kelemahan dirinya, seperti: -Agresif
(melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi dan senang mengganggu),
-melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, dan
meminum minunan keras dan narkoba).
c.
Sebaliknya bila
berada dalam lingkungan yang kondusif, remaja akan memperoleh perkembangan
pematangan emosi, yang ditandai oleh :
1). Adekuasi Emosi: Cinta kasih,
simpati,altruis (senang menolong), respek (sikap hormat/menghargai orang lain),
dan ramah
2). Mengendalikan emosi: tidak mudah
tersinggung, tidak agresif, optimis, dapat menghadapi situasi prustasi secara
wajar.
3.
Perkembangan sosial
a.
Berkembang
kemampuan memahami orang lain, menyangkut sifat-sifat pribadi, minat nilai-nilai
maupun perasaan.
b.
Keadaan di atas
menggiring remaja untuk menjalin persahabatan dengan teman sebaya yang relatif
memiliki kualitas psikologis yang sama dengan dirinya, baik menyangkut interes,
sikap,nilai, dan kepribadian.
c.
Berkembang pula
sikap Conformity, kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat,
nilai, kebiasaan, hobi atau keinginan orang lain (teman sebaya). Jika imitasi
dilakukan terhadap kelompok yang baik
maka akan terbentuk kepribadian remaja yang baik pula, begitu sebaliknya
d.
Harapan bagi
remaja sebagai harapan masa depan bangsa dalam perkembangan sosial ini adalah bahwa remaja
bisa melakukan penyesuaian sosial yang
tepat (social adjustment), yaitu kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap
realitas sosial, situasi,dan relasi.
e.
Karakteristik
penyesuaian sosial remaja pada tiga lingkungan :
1). Di lingkugan keluarga: menjalin hubungan baik dengan seluruh
anggota keluarga, menerima otoritas orang tua, menerima tanggung jawab dan
norma-norma keluarga,berusaha membantu anggota keluarga.
2).Di lingkungan sekolah: respek terhadap peraturan sekolah,
berpartisipasi pada kegiatan sekolah, menjalin persahabatan dengan teman,
hormat pada guru, piminan staff karyawan sekolah, membantu sekolah dalam
merealisasikan tujuan-tujuannnya
3). Di lingkungan masyarakat: mengakui hak-hak orang lain,
memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain, bersikap simpati dan altruis
terhadap kesejahteraan orang lain, respek terhadap nilai-nilai, hukum,
tradisi,dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Karakteristik perkembangan manusia dapat kita lihat mulai
dari fase bayi sampai dengan dewasa, Proses kehidupan individu terbentang dari
mulai fase usia kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap fase
tersebut, terdapat tugas-tugas perkembangan yang seyogianya setiap individu
harus dapat menuntaskannya. Setiap fase atau tahap pada perkembangan
individu meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak
pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode
perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan
ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak tersebut
memiliki perkembangan yang sempurna.
3.2 SARAN
Bahwa
dengan adanya makalah ini semoga pembaca dapat mengetahui berbagai macam hal
mengenai karakteristik perkembangan,karena dari karakteristik perkembangan maka
kita akan mudah mengklasifikasikan diri dalam karakteristik yang telah dibuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar